Senin, 28 Maret 2011


Ke Kolam  renang


Ini adalah untuk kesekian kalinya kami, siswa siswi SDIT Ihsanul Amal ke kolam renang dekat terminal palampitan Hulu. Dari rumahku ke kolam renang cukup dekat. Tapi dari rumah kakekku lebih dekat lagi.
Kalau dihitung, dari rumahku ke kolam renang adalah sekitar 150 meter. Sedangkan dari rumah kakekku kuranglebih setengahnya, yaitu  sekitar 75 meter.
Sebenarnya bisa saja aku langsung berjalan kaki ke sana. Tapi oleh orangtuaku aku tetap diantar oleh ojek langgananku.
Untuk akhwat berenangnya jam 8 sampai  jam 9.30. Sedangkan untuk kami yang laki-laki (ikhwan) berenangnya jam 9.30 sampai jam 11.
Aku senang sekali dapat belajar berenang. Terkadang kami main siram-siraman air. Kami juga diajari oleh ustadz cara menggerak-gerakan kaki dan mengepak-ngepakkan tangan. Pokoknya menyenangkan sekali.
Namun di kolam renang ini, aku mengalami 2 hal yang membuat aku menangis. Pertama, beberapa bulan yang lalu, aku menangis karena terjatuh yang membuat kepalaku sedikit terluka dan berdarah. Kedua, hari ini, sabtu 26 maret pakaian gantiku hadiah ulang tahun dari acilku hilang.
Aku menangis karena baru beberapa kali aku memakainya. Dan aku menangis karena khawatir dimarahi oleh orang tua. Eh ternyata tidak. Ayah dan ibuku ternyata tidak marah. Mereka hanya menanyaiku kalau-kalau aku lupa memabawa. Tapi aku menjelaskan bahwa aku memang membawa baju ganti tersebut dan meletakkannya didalam tas.
Ya sudahlah…….

Minggu, 27 Maret 2011


Out bond ke padang golf

Meskipun kotaku termasuk kota kecil, namun berbagai fasilitas publik  tersedia.  Misalnya saja Plaza, mini market, warung internet  dan lain-lain, bahkan kolam renang dan padang golf juga ada.
Akhir februari tadi  sekolah kami melakukan outbond ke Padang Golf  Tabur.
Kami dibagi menjadi beberapa kelompok. Aku, Adi, Azzam, Khadijah, sabiq, dayat, Dina, hafi dan Sadiq masuk kelompok Nabi Nuh as.
Kami menyanyikan yel-yel dengan penuh semangat. Dengarlah yel-yel kami :
Kami kelompok Nuh, siap berjuang
Di acara outbond, semua riang
Yoo kawan-kawan
Kita berjuang                                                  
Untuk menjadi kelompok sang bintang
Nuh.. the best !! Allahu Akbar !!
Seru dan banyak sekali kegiatannya. Kami bermain panjat tali, merangkak  di tanah, dan lain-lain. Aduh, celana dan pakaian kami kotor semua. Kakiku terasa gatal-gatal kena rumput berduri.
Sepulang ke rumah, aku langsung mandi dan menceritakan serunya acara outbond kepada ayah dan ibuku. Aku senang sekali. Dan dalam acara tersebut kelompok kami mendapat juara  2.
Pada ayah kukatakan bahwa celana dan bajuku penuh dengan duri-duri rumput. Aku melihat  ayah melepaskan duri-duri rumput tersebut satu persatu. Kudengar ayahku berkata : “ waduh banyak sekali duri rumputnya. Kalau dihitung mungkin ribuan jumlahnya. “

Sabtu, 26 Maret 2011


Shalat  orang mati


Hari ini,  Jum’at,  25 Maret 2011 aku datang ke rumah lebih cepat dari biasanya. Biasanya setengah dua belas aku baru sampai ke rumah. Tapi karena paman Jani yang biasanya menjemput aku datang lebih cepat ke sekolah, maka akupun lebih cepat  diantar pulang.
Adikku senang sekali melihat aku datang. Dia selalu memanggil namaku. Dan seperti biasanya akupun selalu mengajak adikku bermain.
Tiba-tiba ibuku datang dari mengajar dan berkata : “Fan ! Kakeknya Mayyadah meninggal”
“Kakeknya kawan ulun yang di jumbakah ma” tanyaku pada ibu.
“He eh” kata ibuku.
Mayyadah adalah temanku sewaktu kelas I di MIN Jumba sebelum aku pindah ke SDIT. Dia sangat pandai berpidato. Dan baru-baru tadi dia berhasil meraih juara 3 Pildacil. Kebetulan ibuku yang menjadi pendampingnya.
Sedangkan kakeknya aku juga kenal. Karena dia adalah kaum di Mesjid Raya. Suaranya seringkali aku dengar  saat melantunkan azan shalat di masjid.
“Bah pian umpat menyembahyangkan kah ?” tanyaku pada ayah setelah ayah shalat sunnat di masjid.
“Insya Allah !”
Dan setelah shalat Jum’at selesai sebagian orang pulang dan sebagian lagi ikut menshalatkan jenazah. Ayah mengajakku untuk shalat jenazah. Akupun mengiringi ayah menshalatkannya.
Sebenarnya aku masih belum tahu bacaannya. Tapi aku tahu cara mengerjakannya. Karena aku telah berkali-kali ikut shalat jenazah.
Kata ayah, bila kita ikut menshalatkan maka kita akan mendapat pahala  satu qirath atau satu gunung. Asalkan ikhlas.
Aku senang bisa ikut menshalatkannya. Meskipun aku belum bisa bacaannya, tapi nanti aku akan belajar supaya bisa.

Membuat  naskah  drama


Pada malam hari, aku bilang pada ayah dan ibu kalau teman-teman akan datang ke rumah pada hari selasa.
“Kami disuruh membuat drama hemat energi” kataku
“Siapa-siapa saja yang datang ?” tanya ibuku
“Dayat dan Sudais”, kataku
Esok harinya, hari selasa, 8 maret, bertepatan dengan ulang tahunku. Sepulang sekolah aku terkejut karena Dayat sudah lebih dahulu menunggu di rumahku.
Kulihat ayahku mengajak Dayat mengobrol. Aku segera ganti pakaian.
“Yat, kita menunggu Sudais yo  di muka langgar !” kataku
“Ayo ! “ jawab Dayat
Sebenarnya kami agak ragu apakah Sudais dapat datang atau tidak. Sebab, kata sudais sewaktu di sekolah, di rumahnya habis shalat ashar ada acara batasmiah adiknya.
Setelah lama menunggu tidak juga datang, kami kembali untuk mengerjakan tugas. Tapi kami tidak bisa membuatnya meskipun telah berkali-kali mencobanya.
Lalu ayahku membantu membuatkan naskah drama mengenai hemat energi di komputer. Sebentar sekali ayahku membuat dan mengetiknya di komputer. Setelah selesai di print, ayahku berpesan agar kami mempelajari dan menghafal dialognya di rumah.
Tiba-tiba terdengar adzan di langgar. Aku dan Dayat segera shalat berjamaah di langgar. Dan tidak lama menunggu setelah selesai shalat ashar, ayah Dayat datang menjemput untuk pulang.

ULANG TAHUN KE- 9


Tanggal 8 maret 2011  tadi usiaku genap  9 tahun. Sepupuku yang di Tanjung juga lahir pada tanggal dan bulan yang sama. Hanya tahunnya saja yang berbeda.
Ayah dan ibu hanya mengadakan selamatan sederhana dengan mengundang acil-acil dan paman-paman. Fadhil, sepupuku, yang juga sekelas denganku datang paling akhir.
Aku senang ulang tahunku diselamati. Aku senang karena ada yang mendo’akanku. Aku senang karena ada hadiah untukku.
Mau tahu hadiah apa saja yang aku terima pada ultahku sekarang. Sedikit saja ya aku beritahu . Nah ini  dia  yang diberikan oleh acil-acilku yaitu baju gamis, baju kaos, jam tangan, kaos kaki dan lain-lain.
Pokoknya aku senang sekali ulang tahunku diselamati. Aku senang dido’akan. Kalau perlu setiap hari aku berulang tahun. Ha…ha…ha…

KUNJUNGAN KE PERPUSTAKAAN

Beberapa waktu lalu kami siswa siswi SDIT  IHSANUL  AMAL berkunjung ke perpustakaan Daerah di pusat kota Kabupaten. Kami semua sangat senang sekali karena dapat melihat-lihat dan membaca buku-buku cerita.
Sebenarnya, aku sering di ajak ayahku ke perpustakaan tersebut. Tapi itu dulu, sewaktu aku masih di TK Darul  Mu’allafin Ma’arif. Karena dekat dengan tempat ayahku bekerja. Ketika aku duduk di kelas I  MIN Jumba, aku dibuatkan kartu anggota. Kata ayah, biar bisa membawa pulang dan dapat mempelajarinya di rumah.
Keadaan gedung perpustakaan sekarang lebih bagus. Kalau dulu masih satu tingkat. Sekarang dibangun jadi tiga tingkat. Koleksi buku-bukunya juga semakin banyak.
Sayang sekali waktu kunjungan ke perpustakaan tersebut aku tidak membawa kartu anggotanya. Kalau kebetulan ingat pasti aku akan meminjam buku cerita anak-anak.
Aku senang membaca buku cerita dan buku tentang cara membuat sesuatu.
Kata ayah, buku adalah gudang ilmu  dan membaca adalah kuncinya.
Maka kata ayah lagi, kita harus rajin membaca buku pelajaran setiap hari.



Baju gonzales

Aku senang sekali bermain sepak bola.  Namun sayang sekali tidak ada lapangan yang dekat untuk bermain.  Sore hari, kalau kebetulan aku ke rumah kakek,  aku kadang ikut bermain sepak bola dengan teman-temannya Zaki.
Kami bermain di jalanan yang sering dilalui sepeda motor dan kadang ada juga mobil yang lewat. Sungguh berbahaya.  Habis dimana lagi kami bisa bermain.  Tidak ada lagi tempat yang luas untuk kami dapat bermain  dengan aman dan nyaman.
Karena senang bermain bola, akupun senang menonton pertandingan sepak bola di televisi. Apalagi jika yang bermain adalah tim Indonesia. Aku bahkan hafal lagu garuda di dadaku.  Coba dengarkan aku menyanyi :
Garuda di dadaku
Garuda kebanggaanku
Kuyakin hari ini
Pasti menang
Aku senang cara bermain Gonzales.  Kepada  ibu, akupun  minta dibelikan baju yang bernama Gonzales dengan nomor bajunya  9. Ibu berjanji akan membelikannya asalkan aku juga mau berjanji untuk lebih rajin belajar.
Beberapa hari kemudian, ibuku menepati janjinya untuk membelikan aku baju sepak bola. Baju yang dibelikan ibuku asli lho. Sebab, kata ayah, baju yang asli bila lambang Garudanya disulam, sedang yang tidak asli bila  lambang garudanya disablon.
                    
Aku senang sekali memakai baju bernama Gonzales. Akupun menepati janjiku untuk lebih rajin lagi belajar.
Teman-teman,  aku senang Gonzales karena dia bermain sangat bagus. Lagi pula, kata ayah, dia sudah masuk Islam sehingga boleh kita idolakan.


Juara  menabung


Setiap pagi sebelum aku berangkat ke sekolah, ayah selalu memberiku uang. Uang tersebut adalah uang untuk menabung di sekolah. Tidak banya hanya Rp. 5000 setiap kali menabung.
Kata ayah, biar sedikit kalau dikumpulkan akan menjadi banyak juga nantinya.
“Fan, uangnya jangan dibelanjakan lah” kata ibu
“Inggih” kataku

Dan Alhamdulillah, ketika kenaikan kelas tadi aku dinyatakan sebagai juara paling rajin menabung.
Aku senang sekali. Uangnya tidak aku belanjakan. Uangnya aku serahkan pada ibu. Dan kata ibu, uang tersebut akan dibelikan alat-alat perlengkapan sekolah.
Aku berjanji akan tetap rajin menabung.
Aku akan tetap menabung meskipun tabunganku sudah banyak.
Aku akan rajin menabung biar sebagian uangnya bisa untuk menolong orang.

GURU-GURU MENGAJIKU


Sekarang aku  belum lancar mengaji. Tapi aku yakin suatu saat pasti bisa. Aku ingin seperti ayah dan ibuku yang lancar mengaji.
Karena itu, aku bersemangat sekali untuk belajar mengaji. Sepulang sekolah, aku langsung mengaji di tempat nininya Rahmah. Kemudian setelah shalat Ashar di langgar aku mengaji lagi di TPA Syi’arul Muslimin Paliwara.
Saking bersemangatnya aku, belum lagi waktunya mengaji aku sudah bersiap-siap. Ayah dan ibuku sering menegur. “ Masih lama Fan, ibu mengajinya belum ada yang datang “.
Lalu, malam harinya terkadang ayah mengajariku membaca al-Qur’an.
Aku yakin suatu saat aku akan lancar mengaji. Karena itu aku rajin belajar membaca iqra.
Guru-guru mengajiku sangat baik padaku. Apalagi nininya Rahmah, kadang aku dan yang lainnya diberi hadiah, kadang permen dan kadang makanan atau kue. Aku sangat berterima kasih kepada mereka.