Bila air sungai dalam aku selalu mengajak ayah untuk memancing ikan. Tidak jauh-jauh. Aku memancingnya cukup dipelataran rumah.
“Bah ! Carikan cacing “ kataku
“Untuk apa” kata ayahku
“memancing”
“Wanilah (beranilah) memegangnya”
“Wani (berani)” kataku
Maka ayahkupun langsung mencarikan cacing di kolong rumah. Setelah menemukan beberapa ekor cacing, ayah kemudian membuatkan aku mata pancing yang terbuat dari kawat yang dibengkokkan. Tujuannya agar tidak berbahaya karena kata ayah aku masih kecil.
Lama sekali aku memancingnya tidak ada juga ikan yang menyambar umpanku. Tapi tiba-tiba saja tali kailku bergerak-gerak tanda ada ikan yang mematuk. Cepat aku angkat eh.. ternyata benar seekor ikan kecil.
“Hore ! aku dapat ikan’ kataku kegirangan
“ikan apa ngaran (nama) nya, bah “ tanyaku
“ikan sanggi” kata ayah seraya meminta aku berhati-hati untuk melepaskannya. Sebab ikan sanggi mempunyai panting yang tajam yang dapat melukai tangan saat melepaskan.
Meskipun hanya mendapat satu ekor tetapi hatiku senang sekali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar