Pergi ke rantau
Sehari setelah lebaran kami pergi ke Rantau. Sebenarnya hampir setiap tahun keluarga kakek kesana untuk berziarah kubur. Sebab, di kota Rantau itulah, tepatnya lagi di desa Gadung, nenek dan datu-datuku dari pihak ayah dikuburkan. Sedangkan kakek, nenek dan datu-datuku dari pihak ibu berkubur di Amuntai.
Ayah tidak jadi pergi ke rantau. Sebab ayah sakit. Akhirnya aku dan ibulah yang ikut serta. Kakak dan adikku juga tidak ikut.
Kurang lebih jam 08.00 pagi mobil kami berangkat. Kami pergi memakai 2 buah mobil. Di mobil aku tidak lagi muntah. Sebab aku sudah terbiasa pulang pergi menggunakan mobil bila ke sekolah.
Jalanan yang kami lalui penuh sesak dengan kenderaan mobil dan sepeda motor. Panjang sekali macetnya. Begitu pula pada saat kami pulang. Mobil dan sepeda motor para pemudik tetap memenuhi jalanan. Biasanya, sebelum ashar kami sudah sampai di rumah kembali. Tapi karena jalanan macet, kami baru sampai ke Amuntai menjelang waktu shalat isya.
Sesampainya dirumah, adikku senang sekali melihat aku dan ibu datang. Kata ayah, adikku tidak rewel ditinggalkan pergi. Pada ayah aku bercerita tentang perjalanan tersebut. Termasuk ketika aku berfoto di depan mesjid kota Rantau yang baru. Lihatlah gayaku…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar