TERNYATA DARI USUS MARMUT
Alhamdulillah aku sudah di sunat. Kalau tidak salah aku dikhitan (disunat) sesudah tamat dari TK. Tepatnya ketika aku sudah kelas I Madrasah. Aku dikhitan disaat liburan sekolah.
Kata ayah, semua muslim semenjak Nabi Ibrahim as. Melakukan khitan. Tujuannya, disamping melaksanakan perintah agama adalah juga untuk kesehatan.
Aku ingat ketika di sunat dulu, aku tidak menangis. Bahkan, aku berani melihat sendiri bagaimana mantri memotong “burungku”. Pertama-tama aku dibaringkan di ruang tengah. Kepalaku diganjal dengan bantal. Jadi aku sangat jelas melihat bagaimana burungku dipotomg.
Orang yang menyunat aku adalah tetanggaku sendiri. Namanya Rusmanadi. Beliau bekerja di RSU Pembalah Batung Amuntai. Orangnya baik dan bisa menghibur, sehingga aku tidak takut.
Ketika burungku mau dijahit, tiba-tiba kudengar ayah bertanya pada beliau. “ kalau dulu dijahitnya pakai benang, wayah ini (sekarang) pakai nilon ya” ,tanya ayahku.
“Bukan,” jawab mantri, “benangnya ini terbuat dari usus marmut”, katanya lagi.
Ayahkupun bercerita kalau dulu burung yang habis dikhitan dijahitnya pakai benang, dan bila luka bekas jahitannya mengering baru benangnya mulai dilepaskan secara perlahan.
“Untungnya memakai benang dari usus marmut apa ?” Tanya ayahku.
“Keuntungannya karena benangnya tidak perlu dilepas lagi sebab secara alamiah akan menyatu menjadi daging”, Jawab mantri.
Akibat kejadian itulah ayahku sering menggoda aku dengan mengatakan aku sahabatnya marmut. Marmut adalah sejenis kelinci. Tapi ada juga yang mengatakan bahwa marmut itu ya kelinci…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar