MENANGKAP IKAN DI SELOKAN
Jam 8.40 tiba-tiba Ustadz Said al-Mahfudz menelepon ke rumah, memberi kabar kalau mobil jemputan hanya menunggu aku saja lagi. Untung aku sudah siap semuanya, hanya ibuku saja lagi yang masih memasang kerudung.
Sebenarnya, sepulang sekolah kemaren, aku sudah memberitahu orangtuaku kalau besok turun ke sekolah lebih awal. Tapi orang tuaku agak ragu, sebab tidak disertai dengan pemberitahuan dari sekolah.
Selesai ibu berkerudung, kami langsung turun rumah. Ayah menelpon tukang ojek bernama Jali untuk mengantarkan kami ke Masjid Riyadhus Shalihin, tempat mobil menunggu.
Setiba di sekolah, kami tidak menghafal surah dan hadits, melainkan mengikuti acara cerdas cermat.
Setelah itu, kami diajak untuk menangkap ikan di saluran air di lingkungan sekolah. Ustadz yang lebih dahulu turun ke saluran air yang penuh lumpur. Aku juga ikut turun. Hanya Zaki dan Salam serta siswa perempuan yang tidak mau turun.
Kami menangkap ikannya menggunakan keranjang sampah dari plastik. Lumayan juga hasilnya. Ikan yang kami dapat diantaranya adalah ikan sepat, sepat siam dan ada juga ikan pepuyu dan ikan gabus (haruan). Jumlahnya lebih dari ratusan ekor. Semua ikan tersebut kemudian dibagi rata oleh ustadz dan ustadzah.
Sesampainya di rumah aku lalu menghitungnya. Jumlahnya ada sebelas ekor. Senang sekali punya pengalaman mencari ikan di sawah memakai keranjang sampah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar