PUASA NISFU SYA’BAN
Hari ini, Minggu 17 Juli, aku Insya Allah akan kuat berpuasa sunat nisfu sya’ban. Kata ibuku, puasa nisfu sya’ban ini ibarat berlatih terlebih dahulu sebelum puasa sebenarnya yang wajib di bulan Ramadhan nanti.
Seeperti pada tahun sebelumnya, pada malam nisfu sya’ban langgar sangat penuh. Semua orang, termasuk anak-anak dan perempuan juga pergi ke langgar. Aku melihat di antara mereka ada yang membawa air ke langgar.
Di rumah aku bertanya kepada ayahku apakah juga membawa air. Ayahku bilang yang membawa nanti adalah ibuku. Jadi ketika ke langgar kami tidak membawa air untuk dido’akan.
Setelah selesai shalat Maghrin di langgar Syi’arul Muslimin, ayahku segera mengajak aku ke langgar Baiturrahman, dekat rumah kakekku, yang jaraknya hanya kurang lebih 50 meter dari langgar Syi’arul Muslimin.
Di langgar Baiturrahman, kami shalat Hajat berjama’ah lalu membaca surah Yasin 3 kali secara bersama-sama. Setelah itu baru shalat Isya juga berjamaah.
Yang unik, di langgar Baiturrahman ini, dimalam nisfu sya’ban sehabis shalat Isya para jamaah diberi nasi masing-masing satu bungkus. Aku dan ayahku juga dapat satu bungkus.
Dan ketika pulangnya singgah di rumah kakek, aku diberi kakek lagi 1 bungkus. Jadi kami dapat 3 bungkus. Sepulang ke rumah nasi tersebut langsung kami makan secara bersama-sama dengan ibu dan kakak serta adikku.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar